Inovasi Pascasarjana PTKIN: Mencetak Alumni Berwibawa
Stkipgetsempena.ac.id – Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Kamaruddin Amin, menekankan pentingnya inovasi dalam program pascasarjana PTKIN.
Pendidikan tinggi merupakan pilar penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas. Dalam konteks ini, Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, bersama Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTKIN, menyelenggarakan International Conference on Islam, Law, and Society atau INCOILS 2025. Acara yang berlangsung di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada 21-22 November 2025. Hal ini mengangkat tema strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan pascasarjana di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
BACA JUGA : Fatima Bosch: Dari Cemoohan Menuju Miss Universe 2025
Dorongan untuk Berinovasi
Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Prof. Kamaruddin Amin, menekankan pentingnya inovasi dalam program pascasarjana PTKIN. Ia berharap program-program yang ditawarkan tidak hanya memenuhi standar akademis, tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan lulusan program pascasarjana PTKIN dapat menjadi figur yang otoritatif, baik dalam lingkup akademis maupun praktik di masyarakat.
Menciptakan Alumni yang Otoritatif
Visi menciptakan alumni yang otoritatif tidak hanya sebatas harapan, tetapi menjadi tantangan bagi semua pihak terlibat. Alumni diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata, baik dalam ranah hukum, kajian Islam, maupun dalam pengembangan masyarakat. Sebagai lulusan yang memiliki keahlian di bidang keagamaan dan hukum, mereka diharapkan dapat memainkan peran penting dalam menangani isu-isu sosial yang berhubungan dengan hukum dan keadilan.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pendidikan
Guna mencapai tujuan tersebut, kolaborasi antar institusi menjadi salah satu kunci utama. Program pascasarjana tidak bisa berjalan efektif tanpa adanya kerjasama antara PTKIN dan lembaga-lembaga lain, baik lokal maupun internasional. Melalui acara seperti INCOILS, para akademisi dan praktisi diharapkan dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, serta membangun jaringan yang luas demi kemajuan pendidikan tinggi keagamaan di Indonesia.
Perkembangan Hukum dan Islam di Era Modern
Di era globalisasi saat ini, perubahan hukum dan dinamika sosial terjadi dengan sangat cepat. Alumni pascasarjana PTKIN dituntut untuk memahami dengan baik konteks ini, agar mampu memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan pendekatan yang interdisipliner, lulusan diharapkan dapat menjembatani antara hukum dan nilai-nilai Islam yang kerap kali mengalami pergeseran dalam praktik sehari-hari.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Tentu saja, di balik harapan ini terdapat berbagai tantangan. Dari pengembangan kurikulum yang relevan hingga peningkatan kualitas pengajaran. Namun, sebagai suatu peluang, ketidakpastian di era digital menawarkan banyak ruang bagi inovasi kreatif dalam proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, program-program pendidikan dapat menjangkau lebih banyak orang dan menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik.
Kesimpulan: Menuju Masa Depan yang Cerah
Dari diskusi yang berkembang pada konferensi tersebut, jelas bahwa masa depan pendidikan pascasarjana di PTKIN memiliki tantangan sekaligus peluang yang memerlukan perhatian serius. Dengan berfokus pada inovasi, kolaborasi, dan pengembangan kualitas, PTKIN dapat melahirkan alumni yang tidak hanya berkualitas akademis, tetapi juga berwibawa dan mampu berkontribusi langsung dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Melalui langkah-langkah strategis ini, diharapkan lulusan PTKIN dapat menjadi pelopor perubahan yang positif, menjadikan Indonesia lebih baik di masa depan.

